Logo

Desa Milangodaa

Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan

Home

Profil Desa

Infografis

Listing

IDM

Berita

Belanja

PPID

Tradisi Mandi Safar atau Lihu Lo Lilu di Desa Milangodaa, Warisan Leluhur Suku Gorontalo

Tradisi Mandi Safar atau Lihu Lo Lilu di Desa Milangodaa, Warisan Leluhur Suku Gorontalo

Invalid Date

Ditulis oleh Administrator

Dilihat 15 kali

Tradisi Mandi Safar atau Lihu Lo Lilu di Desa Milangodaa, Warisan Leluhur Suku Gorontalo

Milangodaa, 20 Agustus 2025 – Desa Milangodaa Kecamatan Tomini kembali melaksanakan tradisi tahunan Mandi Safar atau Lihu Lo Lilu, sebuah ritual budaya dan religi yang telah diwariskan turun-temurun oleh leluhur suku Gorontalo. Tradisi ini rutin dilaksanakan setiap tahun pada hari Rabu terakhir bulan Safar dalam penanggalan Hijriah, yang diyakini sebagai waktu untuk melakukan ritual tolak bala.

Rangkaian kegiatan dimulai sejak tanggal 1 Safar hingga 25 Safar, di mana para imam, pegawai syar’i, serta ibu-ibu yang mahir membaca barzanji berkeliling ke rumah-rumah warga untuk melaksanakan pembacaan doa dan pujian kepada Nabi Muhammad SAW. Suasana religius tersebut menjadi pengantar sebelum puncak acara Mandi Safar dilaksanakan di pantai maupun muara sungai Desa Milangodaa.

Puncak acara pada 20 Agustus 2025 berlangsung khidmat sekaligus meriah. Warga Desa Milangodaa berbondong-bondong menuju lokasi pelaksanaan dengan membawa berbagai makanan sebagai bentuk kebersamaan. Aneka kue tradisional dan makanan berat, khususnya nasi kuning yang menjadi simbol syukur, tersaji di setiap sudut acara. Kehangatan dan semangat gotong royong begitu terasa ketika masyarakat duduk bersama menikmati hidangan yang mereka bawa.

Selain itu, ada pula tradisi penyediaan loyang besar berisi air yang digunakan untuk mandi. Uniknya, dalam loyang tersebut terdapat daun mangga yang dituliskan huruf-huruf Arab. Air tersebut dipercaya memiliki makna simbolis untuk membersihkan diri, menyucikan hati, serta menolak bala atau musibah yang diyakini kerap turun di bulan Safar.

Acara Mandi Safar ini turut dihadiri oleh sejumlah pejabat dan tokoh masyarakat. Hadir Guhanga Camat Tomini, Bapak Abidin Patilima, S.T, M.Si, Tenaga Ahli Bupati, Ibu Wartin Mooduto, serta Sangadi Desa Milangodaa, Ronal Mooduto, S.AP. Kehadiran mereka bersama perangkat desa, BPD, pegawai syar’i, lembaga adat, dan seluruh masyarakat menunjukkan kuatnya dukungan pemerintah serta tokoh masyarakat terhadap pelestarian tradisi ini.

Dalam sambutannya, Sangadi Milangodaa menekankan pentingnya menjaga tradisi leluhur yang sarat dengan nilai kebersamaan, religiusitas, dan kearifan lokal. Beliau juga mengajak masyarakat agar terus melestarikan tradisi ini sebagai identitas budaya yang membedakan Desa Milangodaa sekaligus memperkaya khazanah budaya Gorontalo.

Guhanga Camat Tomini, Bapak Abidin Patilima, S.T, M.Si, dalam kesempatan yang sama menyampaikan apresiasinya terhadap masyarakat Milangodaa yang mampu menjaga warisan leluhur ini secara konsisten setiap tahun. Menurutnya, Mandi Safar atau Lihu Lo Lilu bukan hanya ritual religi, tetapi juga menjadi momentum untuk memperkuat silaturahmi dan persatuan masyarakat.

Tradisi Mandi Safar ini tidak hanya menjadi ritual pembersihan diri secara fisik, tetapi juga sebagai simbol penyucian hati dan jiwa. Lebih dari itu, pelaksanaannya mencerminkan nilai solidaritas, gotong royong, serta kebersamaan yang menjadi ciri khas masyarakat Milangodaa.

Dengan semangat yang terus terjaga, masyarakat Desa Milangodaa berharap tradisi Lihu Lo Lilu akan tetap lestari, diteruskan oleh generasi muda, dan menjadi bagian dari identitas budaya yang membanggakan.

Penulis : Wilan Mooduto

Bagikan:

Berita Terbaru

Berita Terbaru

Logo

Desa Milangodaa

Kecamatan Tomini

Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan

Provinsi Sulawesi Utara

© 2025 Powered by PT Digital Desa Indonesia